Welcome

SaHaBat Semua.. SELAMAT DATANG di Blog "REALITA's: Melirik FakTa Berbagi CeriTA" >> TeRiMa KaSiH Atas KunJunGannya...dan Beri comment, SeMoGa Bermanfaat....!

Minggu, 25 Maret 2012

Antara Pilkada, Rasa Aman dan Kebebasan Masyarakat

Pilkada, rasa nyaman dan kebebasan masyarakat dalam beraktivitas sudah menjadi hakikat dalam realitas. Pilkada adalah pesta demokrasi 5 tahunan yang berlangsung dalam suatu wilayah (daerah) --yang dalam negara disebut pemilu. Dalam pilkada atau pemilu, tentu saja banyak kontestan calon pimpinan yang berambisi untuk menduduki kursi panas number one yang berasal dari banyak partai yang diakui oleh hukum (negara), termasuk juga secara perorangan (idependent) alias non partai.


Rasa nyaman merupakan situasi dan kondisi lingkungan yang dirasakan atau mengenai setiap individu, kelompok dan segenap lapisan masyarakat pemilih atau golput. Situasi dan kondisi lingkungan ini sangat menentukan aspek psikis, fisik, sosiologis dan metafisis individu, kelompok atau massa dalam suatu dearah/wilayah dimana hajatan pilkada (pemilu) dilaksanakan. Sementara kebebasan masyarakat dalam berekspresi dan menjalankan aktivitasnya merupakan kondisi dimana setiap individu, kelompok atau seluruh lapisan masyarakat dalam berbagai dimensi dan aspek tanpa rusuh, beban, kecemasan dan ketakutan dari situasi pilkada/pemilu.

Gejala realitas tersebut merupakan suatu konteks aktual yang dirasakan oleh siapa saja dalam kehidupan kita. Dalam bahasa Maslow, diantara dimensi gejala realitas itu dinamakan kebutuhan manusia dalam kehidupan ini. Kebutuhan-kebutuhan ini merupakan sesuatu yang dikehendaki atau diperlukan manusia dalam hidupnya seiring dengan pranata dan konteks sosial kemasyarakatan. Ada kebutuhan menunjukkan juga ada kekurangan, dimana dengan dorongan/keinginan yang ada dalam diri manusia, mereka berupaya untuk memenuhi segala kekurangan kebutuhannya.

Namun yang perlu diketahui bahwa, kebutuhan yang paling utama dalam realitas hidup manusia adalah kebutuhan untuk memenuhi kelangsungan hidup ini untuk meningkatkan atau menyempurnakan kesejahteraan hidup. Bisa dibayangkan, bagaimana keadaan realitas ini jika pesta demokrasi (pilkada/pemilu) yang dilaksanakan itu dibumbuin dengan gejala dan praktek intimidasi, teror, rusuh, dan pengerahan preman untuk membuat kekacauan dalam realitas masyarakat. Pertanyaan sekarang, Dimanakah konteks rasa nyaman dan kebebasan masyarakat dalam beraktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya?

Berkaitan dengan konteks ini, maka setiap orang, kelompok, komunitas dan masyarakat diharapkan mampu menyiasati dan memaknai situasi realitas kehidupan ini dengan bijak. Setiap kita, kelompok dan massa juga diharapkan agar Tidak mudah terjebak dengan eforia situasi dan arus emosi yang berindikasi pada kerusakan sendi-sendi pranata sosial, aspek-aspek persaudaraan dan moralitas, serta dimensi-dimensi hakikat kemanusiaan sebagai makhluk individual dan sosial.  Di sisi lain, kita juga berharap agar pihak-pihak yang akan bertanding di arena pilkada, tidak menggadaikan rasa nyaman, rasa damai dan rasa kondusif demi mencapai ambisinya.

Namun, sangat indah dan bijak jika para kontestan pilkada dengan para pengikutnya menghargai dan menghormati silang pendapat, silang ideologi, dan silang pandangan agar duni demokrasi menjadi real dikehidupan ini, yang bisa dijadikan pengalaman dan materi pembelajaran berharga bagi dunia luar. Kita juga bermimpi dan mampu direalisasikan oleh para kandidat calon pimpinan --dari pelbagai partai dan perorangan agar mampu menjaga keharmonisan diantara mereka dan masyarakat. Selain itu juga, para kandidat dan massanya mampu menciptakan rasa aman, damai dan sejahtera secara psikis, metafisis, sosiologis dan fisiologis dalam realitas hidup ini sebelum dan sesudah hajatan pilkada/pemilu dilakukan. (SK)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar