Welcome

SaHaBat Semua.. SELAMAT DATANG di Blog "REALITA's: Melirik FakTa Berbagi CeriTA" >> TeRiMa KaSiH Atas KunJunGannya...dan Beri comment, SeMoGa Bermanfaat....!

Senin, 19 November 2012

Nasib Tim Sukses Dalam Realitas Kandidat Terpilih


Pada umumnya ketika seseorang yang berkeinginan untuk memperkenalkan diri pada masyarakat, mereka selalu berusaha tampil manis dalam setiap kesempatan dengan bahasa dan raut wajah yang sangat mudah dipahami. Gejala ini dalam bahasa komunikasi bisa dimaknai sebagai fenomena komunikasi verbal dan non verbal dalam upaya mempresentasikan diri secara nyata dengan harapan ada feedback positif dari khalayak. Dari kacamata politik, gaya orasi seseorang melalui mimbar terbuka atau diskusi tertutup bisa dipahami sebagai siasat seseorang dalam rangka menarik simpati publik agar menguatkan sikap khlayak untuk mendukungnya pada suatu pemilihan tertentu.


Begitulah kondisi riilnya manusia yang berambisi untuk menjadi penguasa atau pimpinnan dalam kehidupan sosial-kemasyarakatan. Upaya presentasi diri tersebut, tidak terbatas pada komunikasi verbal dan non verbal saja, namun juga dilakukan melalui media publik –cetak dan elektronik. Selain itu, seseorang yang berhasrat untuk menjadi pemimpin biasanya juga telah membentuk titik-titik pemenangan suara yang sering disebut tim sukses.

Tim sukses ini bekerja siang malam untuk calon kandidatnya –meskipun tidak mendapat posisi apa-apa di lingkaran kekuasaan pada saat calonnya terpilih. Namun pada umumnya para tim sukses ini tidaklah gila bekerja siang malam kalau tidak mengharapkan hubungan timbal balik secara riil dari calon dukungannya. Namun, dalam realitas tidak semua pendukung utama sang kandidat dapat tercover dengan baik. Implikasinya, laksana kucing keciprat air panas atau kelabaan karena merasa dikhianati oleh kandidat.

Deskripsi ini adalah fakta yang tidak terbantahkan dalam sistem hubungan sosial kemasyarakatan jika ditinjau dari sudut psikologi komunikasi politik. Dalam banyak kasus konteks ini tidak pernah diketahui publik secara nyata, namun secara psikologi para anggota in-group (tim sukses) suatu kandidat terpilih sangat merasakan sayatan perih dari konsekuensi politik yang diterimanya.Diakui atau tidak, kenyataan psikologis ini hanya para tim sukseslah yang mengunyah dan mengenyamnya, sementara masyarakat umum hanya bisa mengamati dari sikap dan tampilan perilaku mereka disaat mereka berinteraksi dan berkomunikasi dalam berbagai kesempatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar