Welcome

SaHaBat Semua.. SELAMAT DATANG di Blog "REALITA's: Melirik FakTa Berbagi CeriTA" >> TeRiMa KaSiH Atas KunJunGannya...dan Beri comment, SeMoGa Bermanfaat....!

Jumat, 08 Februari 2013

Perilaku Ketaatan & Kemungkaran Dalam Analisis Psikologi Islam



Sungguh fenomena yang tampil dalam realitas dapat dengan jelas disaksikan beragam perilaku; ketaatan dan kemungkaran sudah berbaur dalam diri manusia. Bahkan perbuatan tersebut dijadikan menu harian dalam hidupnya. 

Tidak sedikit manusia melakukan shalat, puasa, membayar zakat dan berhaji. Namun mereka juga suka menyombongkan diri, ujub dan riya’. Mereka juga senang melakukan gosip, hasut, hujat dan fitnah terhadap tetangga dan kaum muslimin pada umumnya.  


Ketika hati manusia terbesit untuk melakukan suatu ketaatan (perintah) Allah, malaikat selalu mendukungnya. Begitu pula akal manusia sesuai dengan tingkat intelektualnya, sesegera mungkin memberi support untuk melakukan perintah Allah (ketaatan) tersebut. 

Namun ketika setan menemukan hati yang bertekad melakukan perintah Allah, maka setan mulai menebarkan rasa was-was (bisikan) kedalam nafsu manusia. Setan membuat kebingungan dan keragu-raguan dalam hati agar meninggalkan perintah Allah. Setuiap perbuatan baik yang diredhai Allah diintervensi oleh setan agar terlihat buruk oleh pikiran dan hati manusia. 

Betapa banyak umat islam melakukan sholat, namun mereka juga dalam interaksi suka pamer kebajikan sendiri. Demikian juga dalam berkomunikasi, selalu membual yang seolah-olah dirinyalah yang paling tahu akan segala hal. 

Sangatlah disayangkan cerminan perilaku orang-orang yang demikian yang sesungguhnya tahu dan mengerti dengan ajaran yang dianutnya, akan tetapi pura-pura tidak tahu dengan hikmah dan manfaat shalat. Kalau seandainya mereka tahu, mereka tidak akan melakukannya (kemaksiatan) terselubung.

Firman Allah:”Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah), mempunyai mata, tetapi tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah, mempunyai telinga, tetapi tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itu adalah orang-orang yang lalai”. (QS. Al A’raaf: 179).  

Bercermin pada ayat Allah ini, tentunya beragam kasus yang ditemui di relaitas terkait perilaku manusia muslim menyiratkan suatu fenomena analisis terhadap diri sendiri dalam rangka muhasabah menuju ridha Allah. Hati menangis, jiwa berontak dan ruh mengeluh dengan segala tindakan yang telah diperbuat, yang ujung-ujungnya tidak bermuara pada jalan akhirat, namun lebih pada mengikuti ajakan nafsu untuk kepentingan duniawi. 

Sesungguhnya hati telah dikotori oleh setan dengan berbagai cara sehingga perbuatan baik dilaksanakan, perbuatan mungkarpun dikerjakan. Segala amal perbuatan yang diakukannya tidak akan sampai pada Allah karena tidak mampu menghadirkan hati dalam perbuatannya. Lagi pula apa yang dikerjakannya juga tidak ikhlas karena Allah, hanya sekedar perbuatan agar dicap oleh lingkungan sebagai orang Islam. 

Semoga menjadi bahan analisis bagi diri kita sendiri atas segala perilaku dan sikap yang kita tampilkan dalam keseharian mengarungi kehidupan menuju kematian, sehingga hidup setelah kematian dapat membawa kebahagiaan yang abadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar